Senin, 08 Mei 2017

Bagaimana Terjadinya Baik dan Buruknya Nasib

     Ada yang mengatakan bahwa : bayi yang begitu dilahirkan dan meninggalkan rahim ibunya, lalu menangis, tatkala itu telah ditentukan nasibnya. Para peramal nasib justru mendasarkan hari dan saat lahir itulah untuk meramal berbagai macam nasibnya. Bahagia tidaknya hidup ini sepenuhnya tergantung pada pemberian PENGUASA (pemeran pokok yang menguasai itu ternyata nasib manusia). Padahal jarak antara kaya dan miskin orang itu ternyata sangat besar kalanya. Jadi anugerah PENGUASA bukankah sangat tidak adil?
     Bagi orang yang melarat, terkadang akan bertanya padaNya :"Mengapa orang lain berjaya dan selalu berhasil, sedangkan aku terlunta-lunta?".
     Bagi orang yang gagal dalam perkawinannya, dikala gelisah dan tak dapat tidur, iapun akan bertanya kepada dirinya : "Mengapa orang lain hidup rukun dan bahagia sampai tua, sedangkan aku disia-siakan?"
     Bagi orang yang dirongrong penyakit, maka dalam penderitaannya dan dikala ia bertemu dengan orang yang sehat, ia pun akan bergumam pada dirinya, : "Mengapa orang lain sehat dan berusia panjang, sedangkan aku menderita penyakit ?".
     Bahkan ada orang membaca koran, melihat berita musibah tak terduga sambil menarik napas panjang secara geremeng akan berkata :"Mengapa ia mendapatkan pengaturan Tuhan yang sedemikian tak mujurnya ?".
     Berbagai pertanyaan semacam ini, pada umumnya para nujum akan menjelaskannya dengan "Teori IMYANG EU SING". Katanya : "Hal ini telah ditakdirkan karena waktu lahir yang baik/jelek". Tetapi adakah orang yang mempersoalkan lebih jauh : "Mengapa ada orang yang waktu lahirnya baik, dan ada pula yang buruk ? Apakah demikian tidak adilnya suratan takdir ?". Untuk mempelajari sumber/cikal bakal teori"NASIB" ini secara tuntas, harus mengerti antara "Tri Masa Karma" dalam ajaran Buddha.
     Apa hubungannya antara "Tri Masa Karma" dengan "Nasib"? Ternyata teori nasib mendasarkan diri pada prinsip "Sebab dan Akibat". "Tri Masa Karma" merupakan satu-satunya cara untuk meneropong saat sebelum kelahiran pada masa kini, dapat dimengerti dengan jelas tentang satu proses pergantian (siklus) ialah "Sebab" pada sebelum kelahiran dimasa kini dan "Akibat" setelah dilahirkan. Demikianlah sebab dan "Akibat" ini berlangsung, terjadilah "Masa Lalu" (masa sebelumnya). "Masa Kini (sekarang)" dan "Masa yang akan datang".
     Demikianlah Hukum Ketiga masa ini, jadi satu-satunya cara untuk memperbaiki nasib ialah berdasarkan hukum perputaran ini. Kitab "Sebab Akibat" dari agama Buddha memiliki 4 baris ayat suci yang paling bersifat prinsipil : Untuk mengetahui sebab pada masa lalu, ialah melihat pada apa yang telah diterimanya pada masa kini, itulah sebabnya. Untuk mengetahui akibat pada masa yang akan datang, ialah melihat pada apa yang telah diperbuat pada masa kini, itulah Akibatnya!". Tegasnya benih apa yang ditanamkan pada masa lalu, maka kini anda akan memetik buahnya. Dan benih apa yang anda tanam pada masa kini, maka pada masa yang akan datang anda akan memetik/menerima buahnya.
     Dalam ajaran Buddha, pada "Keng Su Cen Ie Yu Bo Se Suo Wen Cing" menguraikan dengan jelas tentang Hukum Karma. Di bawah ini kutipan dari beberapa makna yang telah diterjemahkan mengenai berbagai karma yang diterima :
     Dalam dunia terdapat pria dan wanita yang berhati kejam. Tangannya menggenggam senjata dan membunuh tanpa rasa kasihan, tanpa rasa menyesal, atau ia lakukan sendiri maupun menyuruh orang lain sama saja Dosa dan Akibatnya. Setelah ia meninggal nanti ia akan dilempar ke bawah neraka dan disiksa, setelah usai hukumannya, ia akan menjelma kembali sebagai manusia. Andaikan ia berwujud manusia ia akan berumur pendek, atau ia akan berpenyakitan, tak ada hari-hari gembira dan bahagia, "Karena Sebabnya Membunuh maka mendapat Akibat Berumur pendek".
     Dalam dunia terdapat pria dan wanita yang berhati baik,tidak menggenggam senjata, tidak membunuh dan penuh dengan hati yang welas serta punya rasa menyesal. kelak setelah ia meninggal, ia akan masuk ke Alam dewa dan mendapatkan kebahagiaan, setelah jasa [ahalanya habis maka ia akan lahir kembali dalam dunia dengan usia yang panjang. "Karena Sebabnya tidak Membunuh maka mendapatkan akibat Berusia Panjang".
     Ada pula pria dan wanita yang menggunakan tongkat, dan batu, memukul dan melukai makhluk hidup, ketika ia meninggal dunia, maka ia akan disiksa dalam neraka, setelah usai hukumannya, ia akan lahir kembali sebagai manusia dengan berpenyakitan. "Disebabkan karena melukai makhluk hidup, maka akibatnya ia Berpenyakitan.
     Ada pula pria dan wanita yang sering timbul dendam, gusar dan sirik, banyak kesalahan dilakukan, ketika ia meninggal dunia maka ia akan disiksa dalam neraka, setelah usai hukumannya ia akan lahir kembali sebagai manusia dengan wajah yang buruk. 'Karena Sebabnya Marah dan Dendam maka Akibatnya berwajah Buruk".
     Ada pula pria dan wanita yang melihat orang lain mendapatkan keuntungan atau mendengar orang lain, mendapatkan sesuatu yang menggembirakan, lalu ia menggunakan kekuasaannya untuk menghalangi agar orang itu tidak bisa mendapatkannya. Ketika ia meninggal dunia maka ia akan disiksa dalam neraka, setelah usai hukumannya, andaikan ia bisa menjelma kembali menjadi manusia, maka apa yang ia cita-citakan dan inginkan sering tak tercapai dan banyak halangannya. "Dengan Sebab menghalangi Keberuntungan orang lai, ia mendapatkan Akibat Hambatan-hambatan dalam perjalanan hidupnya".
     Ada pula pria dan wanita yang tidak mau menghargai orang yang seharusnya ia hargai dan hormati, yang seharusnya ia rawat tetapi tidak ia rawat, sering timbul tinggi hati dan sombong, ketika ia meninggal dunia maka ia akan disiksa dalam neraka, setelah usai hukumannya, andaikan ia bisa menjelma kembali sebagai manusia, pastilah ia akan menjadi orang rendah dan tidak dihargai orang. "Disebabkan oleh tidak menghargai orang lain dan Sombong, ia mendapat Akibat menjadi orang yang Rendah dan hina".
     Ada pria dan wanita yang menghargai dan menghormati orang yang seharusnya ia hargai dan hormati, orang yang seharusnya ia rawat dan ia merawatnya, dengan senang hati dan tidak sombong, ketika ia meninggal dunia maka ia akan lahir kembali sebagai manusia, maka ia akan mendapatkan penghargaan. "Dengan Sebab Menghormati dan Menghargai orang lain, maka mendapatkan Akibat Dihormati dan Dihargai".
     Adda pria dan wanita yang berhati kikir, ia tidak mau membantu dengan materi pada orang miskin, pun tidak mau membantu dengan materi pada orang miskin, pun tidak mau mengobati dan memberikan obat pada orang sakit lagi miskin, atai ia sering berhati tamak ingin memiliki harta orang lain, maka ia meninggal dunia ia akan disiksa dalam neraka, setelah usai hukumannya andaikan ia bisa lahir kembali menjadi manusia, ia akan hidup miskin dan susah. "dengan Sebab kikir dan Tamak, maka mendapatkan Akibat Kemiskinan".
     Ada pria dan wanita yang bermurah hati sering membantu orang miskin dengan materi dan sandang pangan, sering mengobati orang sakit lagi miskin, tidak tamak dan tidak ingin memiliki harta orang lain, ketika ia meninggal ia akan masuk ke Alam dewa. setelah usai jasa pahala karma baiknya, maka ia akan lahir ke dunia sebagai manusia, dengan harta melimpah. "Dengan Sebab tidak Kikir dan tidak Tamak, maka akan mendapatkan Akibat Kekayaan dan Kemuliaan'.
     Demikianlah beberapa contoh yang kupetik dari paritta (keng) tersebut diatas. Jelasnya uraian tentang Hukum Sebab Akibat ialah : apa yang kau tanam itulah yang akan kau petik, yang membunuh akan berumur pendek, yang berhati kikir dan tamak pastilah melarat. Yang tidak menghargai orang lain mendapatkan akibat menjadi manusia rendah dan hina, yang melukai mahkluk hidup menerima karma berpenyakitan, yang menghalangi keberuntungan orang lain, ia mendapatkan halangan dalam perjalanan hidupnya. Hukum Karma itu adalah ADIL dan semua balasannya adalah disebabkan oleh perbuatan kita sendiri.
     Selain itu Hukum Perputaran (siklus) dalam karma masih banyak lagi bagian-bagian yang lain, misalnya sikluk saling balas dendam, balas budi, dan terima budi dan sebagainya. Tak sedikit pula perputaran karma yang berwujud pada masa hidup ini. perbuatan baik atau buruk yang diperbuat pada masa hidup ini, langsung mendapat balasan pada masa ini. Perbuatan baik akan menerima baik, dan buruk akan menerima yang buruk. Ada pula yang setelah lewat beberapa masa kehidupan barulah menerima karmanya, hal ini akan ditentukan oleh banyak atau sedikitnya karma baik atau buruk yang ia kumpulkan.

Jumat, 28 April 2017

URAIAN RINGKAS TENTANG HAKEKAT UTAMA DAN SATU-SATUNYA CARA UNTUK MEMPERBAIKI NASIB MEMAHAMI HUKUM KARMA, MERINTIS JALAN MENUJU PERBAIKAN NASIB

     Banyak orang yang menghadapi rintangan dalam perjalanan hidupnya, kegagalan dalam usaha atau kegagalan dalam perkawinan maupun penderitaan penyakit. Bahkan ketika lagi banyak bencana dan halangan, mereka datang mencari saya untuk meramalkan nasibnya, menanyakan bagaimana kira-kira perjalanan hidupnya pada masa yang akan datang, kapan akan mengalami nasib baik. Bila hasil ramalan itu baik pastilah dengan senang hati ia mohon pamit, namun sebaliknya bila hasil ramalannya buruk, maka tampaklah wajahnya bermurung susah, kehilangan semangat.

     Telah belasan tahun saya meramal nasib orang, banyaklah sudah pengalaman saya, walaupun melihat banyak orang miskin mengalami keberhasilan, namun juga melihat lebih banyak orang sukses yang mengalami kegagalan.Terasa benar olehku bahwa manusia benar-benar terikat kuat oleh nasib yang telah ditakdirkan; segala sukses dan kegagalan, kegembiraan dan kesedihan, pertemuan dan perpisahan, berbagai macam pengalaman, kesemuanya dikendalikan oleh nasib dan takdir, sedikitpun tidak dapat meloloskan diri dari nasib yang telah ditakdirkan. Tidak sedikit orang yang berusaha merubah nasibnya, namun lebih banyak orang yang tak tahu bagaimana dan apa prinsip utama untuk merubah nasib, dan memang tidak mendapatkan cara yang tepat, sehingga akhirnya menjadi sia-sia belaka.

     Orang yang datang meramal nasibnya pada saya , bila mendapatkan hasil ramalannya buruk, umumnya bertanya : Dapatkah ditolong ?". Pertanyaan seperti ini sangat banyak diajukan dan dengan pasti saya menjawab: "Dapat!".

     Bagaimana merubah atau memperbaiki nasib yang telah ditakdirkan ? Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama-tama harus mengerti dulu bagaimana terjadinya "Nasib yang baik dan buruk" itu, dan yang lebih perlu diketahui ialah "Siapa yang berperan dalam menguasai nasib ?".

#hakikatutama